STRUKTUR PERAN KELUARGA

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai dengn posisi social yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau
status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai
istri/suami atau anak.

Peran keluarga dapat dibagi dalam 2 kategori:
Setiap
kandungan struktur peran keluarga (peran sebagai ayah, ibu dst)
Biasanya
tidak tampak kepermukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional
keseimbangan dalam keluarga

I.
Peran
parental dan perkawinan
II. Peran perkawinan dan tipe perkawinan
III. Tipe hubungan perkawinan
I.
Peran Parental dan Perkawinan
· Nye dan
Gecas (1976) mengidentifikasi enam peran dasar yang membentuk posisi social
sebagai suami-ayah dan istri-ibu:
§
Peran
sebagai provider
§
Peran
sebagai pengatur rumah tangga
§
Peran
perawaatan anak
§
Peran
sosialisasi anak
§
Peran
rekreasi
§
Peran
persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal)
§
Peran
terapeutik
§
Peran
seksual
II. Peran
Perkawinan dan Tipe Perkawinan
·
Pentingnya
hubungan suami/istri:
Kebutuhan
bagi pasangan untuk memlihara suatu hubungan perkawinan yang kokoh
· Memelihara
suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan tugas perkembangan vital ari
suatu keluarga
·
Dari
hasil studi yang dilakukan pada 400 pasangan yang sudah kurang lebih 10 tahun
menikah ditemukan bahwa perkawinan mereka bisa tetap stabil dengan berbagai
kondisi yang berbeda2 sehingga dapat disimpulkan bahwa perkawinan yang ideal
adalah dimana kebanyakan kebutuhan social dan mendalam dari seseorang dipenuhi
oleh pasangannya.
III.
Tipe hubungan Perkawinan
a. Hubungan pelengkap
b. Hubungan simetris
c. Hubungan paralel
a. Hubungan
Pelengkap
· Salah
satu pasangan menjadi tokoh penting, dominan dan menjadi pengambil keputusan
yang lain menjadi pengikut setia
· Terdapat
sebuah elemen saling bergantung satu sama lain yang kokoh diantara mereka yang
sebenarnya memiliki hubungan saling melengkapi
b. Hubungan
Simetris
· Tipe
hubungan ini didasarkan atas persamaan kedua pasangan. Pasangan menurut
persamaan lewat karakter saling tukar pesan dan perilaku, dan setiap pasangan
memiliki hak untuk memulai suatu tindakan, mengkritik tingkah orang dan
memiliki hak suara dalam mengambil keputusan keluarga
c.
Hubungan Paralel
·
Pasangan
dengan senang hati mengubah antara hubungan simetris dan pelengkap, ketika
mereka mengadaptasikan perubahan dengan situasi
· Pengubahan
ini tergantung pada situasi dan bidang kompetensi pasangan, terdapat perpotongan
dan fleksibelitas dalam pola hubungan
· Tipe
hubungan ini dianggap sebagai bentuk yang paling stabil, matang, dan sehat.

Peran
informal dilihat berdasarkan pada atribut personalitas/kepribadian anggota
keluarga secara individual. Pelaksanaan peran informal yang efektif dapat
mempermudah pelaksanaan peran formal, contohnya: pendamai, penghubung keluarga,
sahabat, penghibur dll.

I.
Kelas
social
II.
Bentuk
keluarga
III.
Latar
belakang keluarga
IV.
Tahap
siklus kehidupan keluarga
V.
Model
peran
·
Kelas Sosial
§
Keluarga
Kelas Bawah
§
Keluarga
Pekerja dan Keluarga Kelas Menengah
þ
Keluarga Kelas Bawah
Ä
Peran Perkawinan
Stabilitas peran perkawinan dalam status kelas bawah
jauh lebih genting daripada kelas social lainnya, dengan masalah perceraian dua
kali lebih besar daripada kelompok kelas menengah. Tingginya tingkat
pengangguran pada kelompok masayarakat dengan status social yang rendah
merupakan suatu stressor utama dalam
hubungan perkawinan. Dalam kebanyakan keluarga dengan status social yang rendah
terdapat suatu demokrasi menyolok menyangkut peran keluarga, atas dasar apa
pekerjaan berada didalam atau diluar rumah. Garis kekuasaan yang kokoh ini
berfungsi untuk memperkuat jarak emosional pasangan.
Ä
Peran Parental
Karena secara khusus kebutuhan efektif dan social
tidak dipenuhi oleh suami mereka, mereka membuat pelarian emosional lebih dekat
kepada anak-anak sebagai kompetensi terhadap kerenggangan emosional. Disini
muncullah suatu kedekatan yang lebih antar ibu dan anak-anak. Focus peranan
parenting dalam keluarga miskin adalah terletak pada pencapaian pemeliharan
fungsi, menyediakan nafkah bagi anak, menjamin agar mereka makan, istirahat
yang cukup. Mandi, dan pergi kesekolah pada waktunya dan terletak pada
penegakan aturan dan disiplin dirumah.
Ä
Peran Kakak/Adik
Ketika anak telah beranjak dewasa peran seorang kakak
dan adik (sibling role) mendapat arti yang penting sebagai suatu “pelaku yang
bersosialisasi”, bebeda dengan keluarga kelas menengah. Jika terjadi kegagalan
berkomunikasi diantara orangtua dan anak-anak, subsistem peran kakak/adik
cenderung mendorong adanya ekspresi posisi terhadap control parental.
þ
Keluarga Pekerja dan Keluarga Kelas Menengah
Ä
Menurut
Komarovsky (1964 dalam buku fredman), menyatakan semakin tinggi pendidikan
suami maka semakin besar keakraban dan keharmonisan dalam perkawinan. Keluarga
kelas pekerja cenderung memiliki peran keluarga yang lebih didasarkan pada
tradisi dari peran keluarga kelas menengah, suami lebih berkuasa dalam peran
sebagai kepala keluarga. Perencanaan dalam keluarga dilakukan secara
bersama-sama pada kelas menengah karena status pendidikan mereka.
Ä
Keluarga
kelas menengah umumnya mengasuh anak merupakan sebuah peran yang dipikul secara
bersama-sama, berbeda dengan keluarga pekerja. Kalangan kelas menengah lebih
memperhatikan perkembangan psikologis, perbedaan individu, kemandirian dan
percaya diri anak mereka, sifat-sifat ini didorong untuk keberhasilan hidup
dalam bekerja.
þ
Bentuk Keluarga
Ä
Peran dalam
keluarga dengan orang tua tunggal
Peran orang tua tunggal semakin banyak, hal ini
disebabkan perceraian, kelahiran diluar pernikahan dan perselingkuhan oleh
pasangan. Kebanyakan keluarga dengan orag tua tunggal dikepalai oleh ibu. Dua ciri
peran yang menonjol dari keluarga ini adalah:
1. Peran yang berlebihan dan konflik-konflik peran dan,
2. Perubahan peran dalam keluarga orang tau tunggal
Ä
Peran dalam keluarga dengan orang tua tiri
v
Keluarga
dengan orang tua tiri beresiko memiliki masalah serius lebih tinggi
dibandingkan dengan keluarga orang tua tunggal. Salah satu alasan utama adalah
semakin besarnya kompleksitas yang masuk dalam penyatuan seorang ayah tiri ke
dalam sebuah keluarga yang telah terbentuk, ditambah dengan kesetiaan campuran
sebagai istri-ibu kepada suami baru di satu pihak dan anak-anak dipihak lain.
v
Ketika
orang tua masuk ke dalam suatu hubungan dimana ayah tiri menjadi kepala
keluarga yang mana ia bukan orang tua murni, maka akan terjadi perubahan nilai
dan aturan yang akan menjadi persoalan.
þ
Latar Bekalang Keluarga
Norma dan nilai sangat mempengaruhi bagaimana peran
dilaksanakan dalam sebuah keluarga tertentu. Dalam sejumlah budaya, peran
formal keluarga dilaksanakan oleh anggota keluarga besar yang memegang posisi
dari keluarga lain. Karena banyak sekali pasangan nikah yang secara kultur
bersifat heterogen, sebuah masalah utama dalam tipe keluarga ini biasanya
ketidak kongruennya peran, karena perbedaan latar belakang budaya pasangan dank
arena harapan terhadap peran yang dimiliki berbeda.
þ
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Cara yang digunakan oleh keluarga untuk melaksanakan
peran berbeda-beda dari satu tahap siklus kehidupan keluarga ke tahap yang
lain. Menjadi orang tua dari seorang bayi harus mampu memberikan perawatan 24
jam, sementara menjadi orang tua bagi remaja yaitu orang tua tidak boleh
mengekang melainkan memberikan dukungan karena remaja berbeda dengan bayi.
þ
Model-Model Peran
Hal yang memberikan manfaat ketika seorang anggota
keluarga menunjukkan dan mengalami masalah peran. Dan konflik adalah mengkaji
model peran dari anggota keluarga. Hal ini bertujuan untuk menemukan kehidupan
awal keluarga, saat seorang individu mempelajari peranannya dan bagaimana
pengalaman awal terjadi. Sebagai contoh: orang tua memperlakukan anaknya
seperti orang tua mereka memperlakukan mereka dimasa lalu.
þ
Peran Keluarga Selama Sehat Sakit
·
Peran ibu dalam sehat sakit
Kebanyakan keluarga peran penting tertumpu pada ibu
yaitu posisi sebagai istri, pemimpin dan pemberi asuhan kesehatan sehingga sakit
yang parah dan berkepanjangan pada ibu dipandang sebagai pukulan yang lebih
serius terhadap berfungsinya keluarga bila dibandingkan dengan ketidakberdayaan
yang dialami oleh seorang sumi-ayah.
·
Peran memberikan perawatan
Wanita lebih banyak menerima beban pemberian perawatan
kepada orang sakit jauh melebihi pria. Finley (1989) mempelajari alasan-alasan
adanya perbedaan gender dalam memberikan perawatan dan menyimpulkan peran
pemberian perawatan tsb, seperti peran ibu rumah tangga, peran ini telah dilembangakan
dalam masyarakat sebagai pekerjaan kaum wanita.
·
Perubahan selama sakit dan masuk RS
Perubahan
peran yang terjadi karena hilangnya atau ketidakmampuan seorang anggota
keluarga dibagi menjadi 2:
1. Anggota keluarga lain memiliki sumber inti dan sumber
luar yang memadai sehingga mereka dapat menerima kewajiban peran yang tidak
diatur oleh anggota yang sakit.
2. Mereka kekurangan sumber inti dan sumber luar yang
dibutuhkan dan sebagai akibatnya beberapa peran dasar dan penting dalam
keluarga tidak dilaksanakan atau tidak memuaskan.
Dengan
kata lain keluarga berfungsi secara memadai untuk memenuhi tuntutan situasi
atau dapat menarik sumber dan bantuan dari luar guna mengisi kekosongan.
sumbernya dari mana bos?
BalasHapussangat membatu....dan bleh gak aku mta filya???
BalasHapus